profesi desain grafis

Apakah desainer grafis menjanjikan? atau malah tenggelam?

Untuk menjawab pertanyaan tersebut kita perlu mengetahui apa sih desain grafis itu?, seperti apa profesinya di dunia kerja?, dan bagaimana dengan kebutuhan saat ini di tengah industri 4.0 yang serba canggih.

 

Apa itu Desain Grafis?

Seorang dosen dengan mata kuliah desain grafis bertanya pada mahasiswanya, apa itu desain?

Lalu seorang mahasiswa menjawab, desain adalah menyusun, melayout, atau merancang sesuatu yang tadinya kelihatan biasa saja menjadi lebih indah dipandang/estetik.

Yak betul, kata si dosen, namun masih ada yang kurang. Jika kita melihat desain hanya dari segi tujuan estetik, maka apa bedanya desain dengan seni murni?

Kata desain sendiri dapat berarti membuat/merancang. Sedangkan Grafis berarti sebuah gambar/tampilan.

Jadi desain grafis dapat berarti membuat, menyusun, atau merancang sebuah tampilan agar terlihat lebih indah/estetik.

Namun desain Grafis adalah ilmu seni terapan yang di dalamnya juga terdapat tujuan fungsi. Jadi selain estetik sebuah desain juga harus fungsional.

Jika pada tujuan estetik sebuah desain harus dibuat dengan indah, maka pada tujuan fungsi sebuah desain harus secara efektif dan tepat dalam menyampaikan informasinya.

Kedua arah tujuan ini baiknya seimbang dalam sebuah desain. Walaupun kadang kala salah satunya harus diutamakan tergantung kebutuhan dan jenis pekerjaannya.

Seperti Apa Profesi Desainer Grafis di Dunia Kerja?

Pelaku dari seorang yang menjual jasa desain grafis dapat disebut juga sebagai desainer grafis atau graphic designer.

Profesi desain grafis sangatlah banyak diminati, terutama anak-anak muda. Karena pada profesi ini skill utama yang diperlukan adalah kreatifitas, dan hanya mengandalkan sebuah pc atau laptop dalam mengoperasikannya.

Kebutuhan industri yang menuntut semakin cepat dan menarik membuat jasa desain grafis semakin meningkat dan semakin menjamur.

Banyak perusahaan-perusahaan yang membutuhkan jasa desain grafis seperti pembuatan logo brand, kemasan produk, infografis, dan pembuatan kampanye pemasaran dari produk cetak seperti poster, leaflet, brosur, flyer, spanduk, dan lain-lain.

Bahkan sudah banyak sekolah kejuruan, politeknik, universitas, dan kursus yang mengajarkan ilmu dari desain grafis.

Tidak hanya dari perusahaan-perusahaan saja. Jasa desain juga banyak ditemukan dalam situs-situs di internet yang memungkinkan para desainer grafis bekerja freelance dari rumah atau luar kantor.

 

Yuk, simak juga 10 Website penyedia aset vector dan foto gratis

 

Bagaimana Profesi Designer Grafis pada Industri 4.0?

Zaman kian lama semakin berubah. Pada era industri 4.0 saat ini, tenaga manusia banyak yang tergantikan oleh mesin atau kecerdasan buatan (artificial intelligent).

Begitupun dalam dunia desain grafis, saat ini telah mengalami pergeseran makna karena ikut terkena hempasan ombak dari industri 4.0.

Kecerdasan buatan yang ditanam dalam smartphone semakin membuat penggunanya semakin mudah dalam melakukan berbagai hal. Termasuk dalam mendesain.

Hadirnya beberapa aplikasi pada smartphone yang mampu membuat desain dengan cepat dan mudah dapat membuat orang yang bukan berlatar belakang desain pun dapat mengerjakan sebuah project desain.

Sebut saja seperti Canva, PicsArt, Logo Maker, Infinite Design, dan masih banyak aplikasi lainnya.

Dengan hanya bermodal rata-rata kurang dari Rp100.000 per bulan, pengguna langsung dapat berlangganan aplikasi dengan fitur-fitur yang sangat komplit serta mendapatakan aset-aset siap pakai.

Berbeda jika kamu seorang desainer yang ingin berlangganan program desain yang banyak digunakan di dunia kerja seperti adobe photoshop, adobe Illustrator, atau adobe Indesign yang harga langganan perbulan satu programnya saja bisa mencapai Rp300.000-Rp400.000 an. Selengkapnya bisa kamu cek disini.

Ditambah lagi tutorial desain grafis kini banyak sekali dan mudah untuk didapatkan, seperti dari youtube, artikel, dan web. Sehingga dari segi teknis masyarakat biasa pun sangat mudah untuk belajar otodidak.

Hasilnya kini banyak masyarakat yang mendadak ‘melek desain’ karena akses untuk mendesain tidak lagi terbatas pada seorang desainer dan komputernya, melainkan hanya memerlukan sebuah smartphone.

Akibatnya, nilai dari profesi desainer gafis pun semakin tergerus dan semakin murah. Banyak yang sudah memandang sebelah mata karena menganggap profesi ini mudah tergantikan sumber dayanya.

Seorang desainer grafis kini lebih digunakan hanya sebagai supporting dari sebuah bisnis. Bukan lagi menjadi bidang yang eksklusif. Kecuali pada segmen logo branding yang mungkin masih dianggap layak punya nilai yang tinggi.

 

Lalu Sebagai Desainer Profesional, Apa yang Harus Dilakukan?

Disinilah tantangannya kepada para desainer grafis untuk lebih memahami profesinya dengan lebih mendalam. Karena tidak cukup dengan kreatifitas saja.

Ilmu yang dapat menunjang pun saat ini wajib dipelajari, seperti ilmu komunikasi, marketing, pemasaran, dan social media.

Sehingga seorang desainer grafis akademik yang benar-benar mempelajarinya menjadi berbeda dan memiliki kualitas yang tidak kalah dari desainer grafis pemula non-akademik.

Selain itu, keterbukaan pasar yang semakin lebar seperti pada website/situs-situs kerja freelance dapat menjadi peluang yang besar bagi para desainer grafis untuk menambah penghasilan.

Tidak perlu khawatir jika tidak bisa bekerja pada sebuah perusahaan-perusahaan besar, karena sesungguhnya untuk mendapatkan penghasilan yang tinggi dari pekerjaan desain grafis justru dengan menjadi freelancer.

Karena semakin banyak quantity pekerjaan yang dapat kamu handle, semakin banyak penghasilan yang akan kamu dapat.

Pelajari dasar-dasar tentang desain!